Rabu, 20 September 2017

Perjalanan Rosululloh ke Thoif

Kita bukan saja tidak membayangkan bagaimana dalam menyebarkan agama.  Bahakan keinginan untuk mengetahuinya, kita enggan bersusah payah.  Kisah kehidupan mereka telah banyak di tulis dalam sejarah. namun sangat jauh diamalkan dalam kehidupan.  Bahakan, kita sangat malas untuk sekedar mengetahui bagaimana kisah kehidupan mereka. Dalam postingan saya yang pertama ini akan saya tampilkan kisah-kisah mereka semoga ini dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua terkhusus kepada penulis sendiri. Kisah-kisah tersebut akan penulis awali dengan kisah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa' ala alaihi wasallam.


 1. Perjalanan Rosululloh ke kota Tho'if. 

 بسم الله الرحمن ارحيم 
 Selama sembilan tahun sejak kerosulannya,  Nabi Muhammad telah menyampaikan ajaran Islam dan berusaha menyampaikan petunjuk untuk memperbaiki kaumnya di Makkah Al mukarrom.  Namun sangat sedikit yang mau menerima ajakan beliau shollallohu 'alaihi wa salam,  dan sebagian besar kafir Makkah selalu menyakiti beliau dan para sahabatnya.

  Abu Tholib termasuk orang yang belum memeluk islam tetapi hatinya sangat mencintai Rosululloh shollallohu 'alaihi wa salam. Ia akan melakukan apa saja untuk untuk menolong Nabi shollallohu 'alaihi wa salam. Pada tahun kesepuluh kenabian ketika Abu Tholib meninggal dunia, qoum kufur semakin leluasa untuk mencegah perkembangan Islam dan menyakiti qoum Muslimin.


karena keadaan tersebut, Rosululloh pergi ke Tho'if. Disana ada kabilah bernama Tsaqif, yang sangat banyak anggotanya. Beliau berpendapat, jika mereka memeluk Islam, maka kaum Muslimin akan terbebas dari siksa'an kaum kuffar, dan akan menjadikan kota itu sebagai kota penyebaran agama Islam.

Perjalanan Rosululloh ke kota Thoif sangat mengharukan.

Setibanya Rosululloh di kota Tho'if, Nabi shollallohu 'alaihi wa salam langsung menemui tiga orang pemuka masyarakat dan berbicara dengan mereka, serta mengajakya memeluk Islam, sekaligus mengajak mereka untuk membantu penyebaran agama Islam. Namun, mereka bukan saja menolak, bahkan adat bangsa Arab yang terkenal dengan penghormatan tamu tidak mereka tunjukkan.

Mereka menerima beliau dengan sikap yang sangat buruk. Mereka menunjukan rasa ketidak suka'an terhadap kedatangan beliau Shollallohu 'alaihi wa salam. Pada mulanya, beliau berharap kedatangannya terhadap tokoh masyarakat itu akan di sambut dengan baik dan sopan. Malah sebaliknya, salah seorang diantara mereka ada yang berkata,: 

Wahai... engkaukah yang dipilih oleh Alloh sebagai Nabi-Nya? Yang ketiga berkata,: Saya tidak mau berbicara denganmu, karna jika kamu memang benar seorang Nabi seperti yang kamu akui, dan kemudian aku menolakmu, tentu tidak akan mendatangkan bencana. Dan jika kamu berbohong, maka tidak ada gunanya berbicara denganmu. " 

 Setelah menemui mereka yang sulit untuk di harapkan itu, Nabi shollallohu 'alaihi wa salam berharap agar dapat berbicara dengan selain mereka. Inilah sifat Nabi shollallohu 'alaihi wa salam yang selalu bersungguh-sungguh, teguh pendirian dan tidak mudah berputas harapan. Ternyata,  tidak satupun dari mereka yang mau menerima beliau shollallohu ' alaihi wa salam,  bahakan mereka membentak beliau Sahollallohu 'alaihi wa salam. , "keluarlah kamu dari kampung ini! Pergilah kemana saja sesukamu " 

ketika Nabi shollallohu ' alaihi wa salam, tidak dapat mengharapkan mereka dan bersiap-siap meninggalkan mereka, mereka menyuruh para pemuda tempatan agar mengikuti Nabi shollallohu ' alaihi wa salam. , lalu mengganggu,  mencaci serta melempar beliau shollallohu 'alaihi wa salam dengan batu, sehingga sendal beliau shollallohu ' alaihi wa salam penuh dengan darah.  Dalam keada'an seperti inilah Rosululloh menjumpai suatu tempat yang di anggap aman dari kejahatan mereka. Lalu beliau shollallohu 'alaihi wa salam berdo' a kepada Alloh tabaroka wata 'ala "

 " Ya Alloh aku mengadu kepada-Mu kelemahan kekuatan,  dan sedikitnya daya upaya pada pandangan manusia.  Wahai yang Maha Robin dari sekalian Rohimin,  Engkaulah Tuhan nya orang-orang yang merasa lemah,  dan Engkaulah Tuhan ku,  kepada siapakah Engkau serahkan diriku.  Kepada musuh yang akan menguasai, atau kepada keluargaku yang Engkau berikan segala urusan, tiada suatu keberatan asalkan tetap dalam ridha-Mu. Afiat-Mu lebih berharga bagiku. Aku berlindung kepada-Mu dengan Nur wajah-Mu, yang menyikapi segala kegelapan, dan yang membangunkan urusan dunia dan akhirat, dari turunnya murka-Mu atasan atau turunnya Afiat-Mu atasan. Kepada Engkaulah aku ajukan keada'an ku, hingga Engkau ridha-Mu. Tiada daya upaya melainkan dengan-Mu. "
Demikianlah sedihnya do'a Nabi shollallohu alaihi wa salam, sehingga Jibril alay salam datang memberi salam dan berkata, " Alloh tabaroka wata 'ala telah mendengar perbincangan dengan kau mungkin, Dan Alloh subhanahu wata ' ala juga mendengar jawaban mereka, dan Dia telah mengutus para Malaikat penjaga gunung agar melaksanakan apapun perintah untuk kepadanya, " Malaikat itulah datang dan memberi salam kepada Nabi shollallohu alaihi wa salam, seraya berkata, " apapun perintah untuk akan aku laksanakan. Bila engkau mau, maka aku akan membenturkan kedua gunung di samping kota itu agar penduduk kota itu mati tersimpan. Jika tidak, apapun hukuman yang Engkau inginkan inginkan aku siap melaksanakannya. " Rosululloh shollallohu 'alaihi wa salam yang bersifat pengasih dan mulia Ini berkata, " Saya hanya berharap kepada Alloh subhanahu wata ' ala, andaikan pada sa'at ini mereka tidak menerima Islam, muda-mudahan kelak keturunan mereka akan menjadi orang-orang yang ber'ibadah kepada Alloh tabaroka wata ' ala. " 

Faedah:
Demikianlah akhlak seorang Nabi yang mulia. Kita mengaku bahwa diri kita adalah pengikutnya, akan tetapi ketika kita ditimpa sedikit kesulitan, kita akan mencela, bahakan kita akan menuntut balas, kezholiman di balas dengan kezholiman, sambil terus mengaku bahwa kita adalah umatnya... Padahal, dengan pengakuan itu, seharusnya tingkah laku kita senantiasa mengikuti Nabi shollallohu 'alaihi wa salam. Nabi shollallohu ' alaihi wa salam jika mendapat kesulitan dari orang lain, beliau tidak pernah mendo'akan keburukan untuk mereka, namun sebaliknya beliau shollallohu 'alaihi wa salam senantiasa berharap kebaikan dan tidak pernah menuntut balas. 

Wa shollallohu alannabiyyina muhammad.

Perjalanan Rosululloh ke Thoif Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Gusari bethan

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamualaykum
Berilah komentar dengan menjaga adab